Dompu,-Membengkaknya jumlah honorer yang masuk di BLUD RSUD Dompu ternyata menjadi sorotan tajam dari Wakil Ketua 1 DPRD Dompu, Kurnia Ramadhan, SE, ME.
Kurnia menilai, jumlah honorer di BLUD RSUD Dompu pertumbuhannya tidak proporsional. Pertumbuhan itu justeru berkembang ditengah keluarnya Inpres No.1 tahun 2025 terkait efisiensi anggaran.
"Bayangkan sejak tahun 2005 hingga tahun 2023 lalu, jumlah honorer yang berada di BLUD RSUD Dompu sebanyak 228 orang. Namun di tahun 2024 kemarin justeru terjadi lonjakan yang cukup luar biasa sehingga terjadi penambahan sebanyak 139 orang,"kata Legislator dari Partai Gerindra Kabupaten Dompu ini.
Kurnia menegaskan, dengan adanya lonjakan terhadap jumlah honorer di BLUD RSUD Dompu itu, maka semuanya akan mempengaruhi terhadap pelayanan rumah sakit itu sendiri, karena tenaga honorer kebanyakan bukan dari tenaga yang memiliki expertd dibidangnya tapi banyak yang dari Ijazah SMA.
"Ini sama dengan membebani keuangan RSUD sendiri. Sementara kita tau bahwa RSUD Dompu adalah BLUD, dimana dikelolah oleh Pemerintah Daerah sebagai unit kerja mandiri dengan mekanisme pengelolaan keuangan yang otonom,"tegas Kurnia Ramadhan.
Kurnia menjelaskan, RSUD yang sudah menjadi BLUD tersebut maka akan bisa beroperasi secara efisiensi dan fleksibel karena memiliki kewenangan sendiri untuk mengelolah anggaran, namun bukan berarti anggaran itu lebih banyak di gunakan yang bukan untuk meningkatkan pelayanan.
"Ambulance saja RSUD Dompu hanya memiliki 3 Unit, sementara kebutuhan armada sangat kurang karena rata-rata perbulannya, ada diatas 30 pasien yang membutuhkan armada ambulance. Sebab, armada ini akan memberikan dampak positif juga pada pendapatan di RSUD,"jelas Kurnia menyoroti kebijakan BLUD RSUD Dompu.
Selain itu Kurnia juga menyemprot soal anggaran BLUD RSUD Dompu yang digunakan bukan untuk pelayanan, justeru ironisnya, anggaran tersebut digunakan untuk membangun taman dan Patung Kuda yang sangat tidak relevan dengan RSUD yang notabenenya medis
"Saya tanya, apa sih fungsinya patung kuda di RSUD Dompu itu, justeru keberadaan patung kuda tersebut menjadi bahan tertawaan dan cemohan saja dari masyarakat karena sangat tidak relevan antara patung kuda dengan RSUD yang merupakan medis. Suatu hal yang sangat lucu dan hamburkan anggaran saja,"tegas Kurnia menyoroti penggunaan anggaran itu.
Terkait hal itu, Direktur BLUD RSUD Dompu, dr. Fitratul Ramadhan, Sp.P menyatakan, untuk tahun 2024 kemarin, penambahan tenaga sebagian besar dari SK P3K dan SK Honor Daerah itu sendiri, dan mereka telah di tempatkan sesuai porsi dan kebutuhan Rumah Sakit itu sendiri.
Sebab saat ini hampir tidak ada pegawai RSUD yang datang kecuali hanya absen saja. Sedangkan untuk tahun 2025 ini, kebanyakan pegawainya yakni yang sudah lulus P3K dan akan menjadi P3K paruh waktu juga. Jadi beban BLUD RSUD Dompu akan berkurang dari segi pembiayaannya.
Sementara pegawai yang dari Izasah SMA itu hanyalah dari CS dan Security saja itupun saat tahun 2024 kemarin saja. Mengenai anggaran taman dan patung kuda dihalaman RSUD Dompu, itu anggarannya bersumber dari dana APBD tahun 2023 tapi bukan dari dana BLUD.
"Semuanya sudah masuk di DPA dan mulai di uruskan sebelum saya masuk sebagai Plt. Direktur BLUD RSUD Dompu,"urainya.
Terkait ambulance, lanjut Direktur, bahwa tahun 2025 sudah diajukan ke APBD, tapi belum bisa di realisasi tahun ini, sehingga akan di coba nanti saat anggaran perubahan 2025 ini.
"Setelah komunikasi saat kunjungan Komisi 3 DPRD Dompu, beliau-beliau siap untuk audensi baik dari dana APBD ataupun dana pokir, semoga semuanya bisa terealisasi,"ujarnya.(syam/amin)