Oleh : Kurnia Ramadhan, SE, ME (Sekretaris DPC. Partai Gerindra Kabupaten Dompu)
Dompu,-Kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi dompu adalah berada pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Hal itu berdasarkan dalam Data Statistik PDRB Kabupaten Dompu tahun 2023 yakni mencapai angka Rp.2.020,95 Milyar salah satunya melalui jagung.
Atas dasar merasakan oenderitaan dan jeritan petani jagung, maka paslon Bambang - Syirajudin (BBF-DJ) berkomitmen akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.15 M untuk setiap tahun yang diperuntukan buat subsidi bibit jagung bagi Petani di Kabupaten Dompu NTB.
Pertanyaannya, darimana sumber anggaran Rp. 15 M itu ?
Anggaran raksasa itu bisa diperoleh tapi itu semua tergantung dari orientasi saja,
Apakah orientasinya ingin memperkaya diri atau orientasinya mengurus rakyat. Bagi paslon BBF-DJ maka berorientasi bukan untuk memperkaya diri, karena latar belakang dari kedua figur merakyat ini bukan seorang kontraktor, tapi merupakan pengusaha yang tidak berhubungan dengan uang Negara dan Rakyat serta Politisi.
Bayangkan, dari tahun ke tahun APBD Dompu di atas Rp.1 triliun. Pada tahun 2022 lalu, realisasi APBD Dompu yakni senilai Rp. 1.172.278.337.894,37 (Dompu Regency In Figures 2024) dengan rincian :
1. Belanja Operasional sebesar Rp.842.441.877.337,37 (Belanja Pegawai, Belanja barang dan jasa, Belanja Hibah, Belanja bantuan Sosial)
2. Belanja Modal/Capital Expendituire sebesar Rp. 203.775.853.907
3. Belanja Tidak Terduga/Unpredicted Expenditure sebesar Rp.655.214.000
4. Belanja Transfer sebesar Rp.125. 405.410.650.
Dalam hal ini, paslon Bambang-Syirajudin sangat sadar bahwa Fisikal APBD kita masih tergantung dari Pusat. Oleh karena itu, BBF-DJ akan melinierkan Program dan Visi Misinya dengan Program Pusat, karena dengan cara itu mereka akan mampu mensinergikan Program Daerah dengan Suport Penuh dari Pusat termasuk lobi-lobi tambahan dana APBD ke Pemerintah Pusat karena Presidennya yakni H. Prabowo Subianto (sebentar lagi akan dilantik).
Dari komponen belanja itu, maka BBF-DJ akan mengintervensi Visi Misi di belanja Modal bahkan di belanja Operasional, seperti Hibah Bansos bisa dikurangi dan bisa ditambahkan pula.
Termasuk untuk anggaran Rp.15 Milyar Subsidi bagi Petani. Komitmen ini dalam rangka untuk meyakinkan Pusat dalam rangka mendatangkan dukungan tambahan untuk Petani, Nelayan bahkan untuk Peternak sendiri.(***)